50 Hektar Sawah Kekeringan Akibat Tanggul Irigasi Jebol

50 Hektar Sawah Kekeringan Akibat Tanggul Irigasi Jebol
50 Hektar Sawah Kekeringan Akibat Tanggul Irigasi Jebol
50 Hektar Sawah Kekeringan Akibat Tanggul Irigasi Jebol

Banyumas – Sekitar 50 hektare areal persawahan di desa Pancasan kecamatan Ajibarang, kabupaten Banyumas, Jawa Tengah kekeringan akibat kerusakan jaringan irigasi pengasinan.

Kekeringan sawah tersebut menyebabkan para petani di daerah itu tidak bisa mengolah sawah dan menanam padi pada musim tanam saat ini.

Salah satu petani padi, Sujadi saat ditemui pada Jumat (25/8/2023) sore mengaku,

Bacaan Lainnya

sudah setahun irigasi pengasinan sawah di wilayah itu kekeringan, sehingga petani tidak bisa mengolah sawah dan menanam padi pada musim tanam saat ini.

Sawah kering akibat kerusakan sarana irigasi akibat tanggul irigasi areal persawahan jebol sejak setahun lalu dan hingga kini belum diperbaiki.

“Saya sudah setahun tidak bisa menggarap sawah karena irigasi tidak bisa dialiri air akibat tanggul sungai datar jebol. Bersama petani lain berupaya membuat tanggul namun gagal. Harapan kami agar pemerintah membangun tanggul yang permanen agar petani bisa menggarap sawah”, kata Sujadi.

Selain areal pertanian yang dirugikan akibat saluran irigasi pengasinan kering, puluhan pemilik kolam ikan di desa setempat juga terancam gagal panen.

Semakin mengecilnya debit air di kolam karena tidak memperoleh pasokan air. Pemilik kolam pun mengalami kerugian besar, ratusan ekor ikan mati akibat kekurangan air.

“Kolam ikan kami sudah tidak produktif bahkan ikan yang mati sudah mencapai 50℅, total kerugian sampai 9-10 juta. Kolam ikan harus ada air terus, jika air tidak ada akan mengancam ikan mati apalagi debit air kolam sudah susut dan berwarna hijau. Harapan kami segera ada perbaikan kolam lagi”, kata Daslam pemilik kolam ikan.

Kepala dusun 3 desa Pancasan Muklisina Lahudin mengatakan, sudah melaporkan kerusakan irigasi yang menyebabkan keringnya 50 hektar sawah di wilayah desa Pancasan kepada dinas pekerjaan umum Banyumas untuk memperbaiki kerusakan sarana irigasi tersebut, agar mereka bisa segera menanam padi. Namun hingga kini belum ada perbaikan sarana irigasi tersebut.

“Areal sawah di desa Pancasan yang teraliri bendungan irigasi pengasinan sebanyak 35 hektar dari 50 hektar. Sudah mengalami gagal tanam selama 2 kali, kali yg pertama puso dan kali ini baru tanam usia 30 hari, tanama padi sudah mati dan gagal tanam. Hal itu karena irigasi kering akibat tanggul jebol pada setahun lalu akibat diterjang banjir. Dinas terkait sempat membangun tanggul namun tidak selesai, tanggul kembali diterjang banjir hingga merusak tanggul sungai datar. Pemdes bersama petani berupaya memendung tanggul dengan karung dan bambu namun belum maksimal”, kata Muklisina Lahudin kadus 3 desa Pancasan.

Seluas 50 hektar areal persawahan yang masuki musim tanam pada Juli – Agustus mengalami puso dan gagal tanam. Areal sawah kering dan retak-retak, sementara tanaman padi berusia 30 hari layu dan mati.

Jika kerusakan irigasi tidak segera diperbaiki, luas areal sawah yang mengalami kekeringan akan bertambah. Irigasi yang rusak tersebut merupakan sumber air andalan untuk seluruh sawah dan petani ikan di desa Pancasan. (Kus)

 

Pos terkait

Comment