eportal.id, Probolinggo – Pembantu Letnan Satu (Peltu) Suhariyanto adalah salah satu Babinsa di Koramil 0820/15 Pajarakan. Sebagai seorang Babinsa dia selalu berusaha mencari solusi untuk mengatasi kesulitan rakyat di sekelilingnya.
Di masa pandemi Covid-19 ini, Peltu Suhariyanto tetap rakyat menjadi prioritasnya, seperti yang terjadi semalam di Desa Pajarakan Kulon, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolingo, bersama Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Lestari melaksanakan kegiatan pemasangan rumah atau lebih dikenal dengan nama Bekupon Burung Hantu (Tyto Alba) untuk pembasmi hama tikus di wilayah areal pertanian Desa Pajarakan Kulon, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Jum’at, (17/4/20).
Tampak hadir dalam pemasangan Bekupon Burung Hantu tersebut, Peltu Suhariyanto Babinsa Pajarakan Kulon, Breni Hermanto (Petugas Hama dan Penyakit Kecamatan Pajarakan), Ny Zulaichah K, SP (Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Pajarakan).
Babinsa Pajarakan Kulon Koramil 0820/15 Pajarakan, Peltu Suhariyanto bersama Misdain (Ketua Gapoktan) Lestari yang dibantu para anggota tani, memasang rumah-rumahan untuk burung hantu.
Rumah-rumahan tersebut dipasang di tengah sawah dengan ketinggian kurang lebih lima meter dari permukaan tanah, sudah ada 6 buah Bekupon Burung hantu di area persawahan, Desa Pajarakan Kulon, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.
Menurut Peltu Suhariyanto, rumah-rumahan tersebut dengan sendirinya didatangi Burung Hantu dan akan ditempati Burung Hantu yang akan memburu hama tikus di area persawahan saat di malam hari.
“Ini salah satu cara untuk meminimalisir serangan hama tikus, selain menggunakan obat hama,” Jelas Peltu Suhariyanto.
Berdasarkan penelitian, seekor burung hantu mampu memakan tikus antara 6-8 ekor dalam semalam. Jika burung hantu ada belasan ekor, maka ratusan ekor tikus akan dibunuh dalam satu malam.
Burung hantu bisa dijadikan sebagai predator alami untuk membasmi tikus di areal pertanian, ini sudah dibuktikan oleh petani, salah satunya adalah petani dari Desa Pajarakan Kulon, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.
Selain hal tersebut, perlu dipahami juga bahwa langkah mengembalikan peran burung hantu sebagai pengendali populasi tikus memerlukan proses secara bertahap dan perlu didukung banyak faktor sehingga diperlukan sosialisasi formal maupun informal secara terus menerus,” pungkas Peltu Suhariyanto, Babinsa Pajarakan Kulon, Koramil 0820/15 Pajarakan kepada awak media. (Risty)
Comment