Budidaya Tanaman dan Daun Untuk Bahan Ecoprinter, Omzet Jutaan Perbulan

Budidaya Tanaman dan Daun Untuk Bahan Ecoprinter, Omzet Jutaan Perbulan
Budidaya Tanaman dan Daun Untuk Bahan Ecoprinter, Omzet Jutaan Perbulan
Budidaya Tanaman dan Daun Untuk Bahan Ecoprinter, Omzet Jutaan Perbulan

Purbalingga – Seorang ibu di kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah sukses budidaya tanaman, serta daun bahan dasar ecoprint.

Penyedia bibit tanaman polibag, daun serta bahan-bahan untuk ecoprint dijual ke sejumlah kota di Indonesia dengan omzet jutaan rupiah per bulannya.

Adalah Nurhadiyati seorang ecoprinter asal desa Serang kecamatan Karangreja, kabupaten Purbalingga yang akrab disapa Yu Paijem merupakan satu-satunya penyedia bibit tanaman polibag, daun serta bahan-bahan untuk ecoprint.

Bacaan Lainnya

Usaha yang digeluti sejak tahun 2020 lalu saat pandemi covid-19 melanda, berlanjut sampai sekarang karena di wilayahnya sangat berpotensi.

Beragam bibit tanaman ecoprint dengan media polibag memenuhi halaman rumahnya, mulai dari biden pilosa, kayu afrika, myana, kenikir, eucalyptus, genitri, jarak wulung serta kalpataru dan masih banyak jenis tanaman lainnya.

Banyaknya tanaman di halaman rumahnya itu, sekilas tampak seperti hutan. Meski begitu, dedaunannya bisa dimanfaatkan untuk dibuat ecoprint.

Menurut Nurhadiyati, awalnya menjadi ecoprinter saat melihat di sekitar rumahnya sangat berpotensi ditambah perkembangan ecoprint di Indonesia cukup pesat, hingga berbagai daerah sudah terbentuk komunitas ecoprint.

Melihat peluang itu, wanita yang tinggal di kaki gunung Slamet ini memutuskan untuk fokus dan mengembangkan usaha ini.

“Pertama kali saya terjun ke dunia ini awalnya sebagai eco printer atau perajin. Ketika melihat potensi lokal di sekitar rumah luar biasa dan pertumbuhan ecoprint makin pesat, dan satu tahun yang lalu saya fokus dan saat ini pengiriman ke sejumlah kota besar di Indonesia di antaranya Kalimatan. Dalam sehari pengiriman minimal 5 kg dedaunan bahan ecoprint”, kata Nurhadiyati ecoprinter Purbalingga.

Usaha yang dirintis sejak 2020 silam saat pandemi covid-19 melanda, kini kewalahan memenuhi orderan tanaman dan bahan ecoprint yang terus meningkat.

Harga yang ditawarkan per pohon mulai dari Rp45 ribu hingga Rp60 ribu per batang. Dalam sepekan 30 sampai 50 kilo gram daun bahan untuk ecoprint ludes terjual. Cuan dari hasil penjualan tanaman, daun serta bahan-bahan untuk ecoprint yang didapat pun mencapai jutaan rupiah.

Yu Paijem berharap para ecoprinter tak perlu repot mencari dedaunan untuk digunakan sebagai bahan baku ecoprint. Jumlahnya cukup banyak sehingga para ecoprinter bisa datang ke lokasi atau pesan melalui media sosial. (Kus)

 

Pos terkait

Comment