Jaga Ketahanan Makan Nasional Mentan Genjot Perkembangan Pertanian Ke Daerah

Probolinggo – Guna menjaga ketahanan nasional, Menteri Petanian, Syahrul Yasin Limpo, mulai genjot pengembangan pertanian di berbagai daerah, salah satunya pengembangan aneka tanaman kacang dan umbi di IP2TP Muneng, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Sabtu (26/6/2021).
Mengusung konsep hulu-hilir, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) mengadakan Gelar Inovasi Tanaman Akabi (GITA 2021) di IP2TP Muneng.
GITA 2021 merupakan upaya memperderas hilirisasi hasil-hasil inovasi dan teknologi (Inotek) Balitbangtan. Peragaan Inotek di lapang berupa gelar VUB aneka kacang dan umbi (Akabi) yang telah termanfaatkan oleh pengguna industri, ekspor, atau lisensi.
‘Di negara Indonesia, terkenal negara komoditi negara tropis oleh negara eropa, seperti oleh Amerika, dan negara lainnya, saya kira kita punya tumbuhan spasifik yang memiliki nilai esport dan diminati negara di Eropa, tidak hanya makanan, kembang atau bunga yang kita miliki laku di jual ke negara lain, kita tekan pemerintah daerah maupun provinsi akan kami rencanakan dalam merdeka esport ini, untuk mengambil bagian, dan akan kami bantu kebutuhannya’ ujar Mentan, Syahrul Munir Yasin Limpo, saat dikonfirmasi.
Pertanian telah tampil sebagai sektor penggerak perekonomian nasional, terlebih di masa pandemi COVID-19, seperti saat ini. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, selalu mendorong jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) untuk terus bekerja keras dan menempatkan semua komoditas pertanian agar mampu memberikan peningkatan kesejahteraan kepada petani. Mentan juga terus mendorong agar komoditas pertanian bisa menjadi komoditas ekspor sehingga memberikan sumbangan ekonomi kepada petani dan negara.
Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry menyelaraskan berbagai arahan Mentan, dengan mendorong riset agar menghasilkan inovasi dan teknologi yang tidak hanya mampu mendongkrak produktivitas namun juga menjadi mesin penggerak ekonomi petani. Di masa pandemi ini, berbagai varietas pertanian telah dihasilkan Balitbangtan, khususnya yang memiliki nilai fungsional seperti meningkatkan imunitas manusia.
Agar Inotek tersebut sampai ke tangan pengguna para petani dan pelaku industri, berbagai Inotek Balitbangtan harus diiringi dengan perderasan hilirisasi. Kepala Balitbangtan menekankan agar hilirisasi Inotek harus dijadikan pikiran seluruh jajaran Balitbangtan, serta dirancang dengan kecepatan tinggi dan diperluas jangkauannya, sesual langkah Mentan.
GITA 2021 merupakan jawaban terhadap arahan Menteri Pertanian yang ditindaklanjuti oleh Balitbangtan melalui Balitkabi. Salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Balitbangtan ini memiliki tupoksi untuk melakukan penelitian dan pengembangan tanaman aneka kacang dan umbi (akabi).
Tanaman aneka kacang diantaranya kedelai, kacang tanah dan kacang hijau dan tanaman aneka umbi diantaranya ubikayu dan ubijalar. Masih terdapat ragam tanaman Akabi lainnya yang memiliki nilai ekonomi dan keunggulan dari sisi kandungan gizinya seperti kacang tunggak, porang, dan sebagainya.
Konsep utama dari GITA 2021 adalah peragaan Inotek hulu – hilir. Peragaan varietas unggul yang dilapang telah digunakan oleh industri, baik sebagai bahan baku industri salah satunya termasuk penangkar benih, maupun telah memasuki ranah ekspor.
Varietas Detam (kedelai hitam) 1 merupakan varietas kedelai Balitbangtan yang memiliki kandungan protein sangat tinggi sebesar 46%. Detam 1 telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap oleh perusahaan kecap UD Mustika Digdaya di Probolinggo, produsen kecap merek Kipas Sate. Selain dipasarkan di dalam negeri, sebagian produk kecapnya telah diekspor ke Belanda dan Australia.
Varietas kacang tanah Litbang Garuda 5, adalah varietas kacang tanah Balitbangtan yang telah digunakan oleh PT. Garuda Food untuk bahan baku olahan kacang tanah. Pasar produk olahan kacang tanah PT Garuda Food sudah sangat terkenal di Indonesia.
Beberapa varetas kacang hijau seperti Vima 1, Vima 2, dan Vima 5 sudah dilisensi oleh beberapa perusahaan benih. Keunggulan varietas kacang hijau tersebut adalah memiliki umur masak polong yang hampir serempak, sehingga panen dapat dilakukan sekali. Hal ini sangat menguntungkan petani karena mampu menghemat biaya panen, disamping produktivitasnya yang tinggi.
Varietas ubijalar Beta 2 merupakan varietas ubijalar yang memiliki kandungan betakarotin tinggi. Warna umbinya oranye, mirip warna wortel. Varietas ini telah digunakan sebagai produk oleh industri. Bahkan CV Arindo Makmur telah mengekspor umbi ubijalar ini ke beberapa negara, diantaranya ke Cina.
Ekspansi ekspor ubijalar yang diprogramkan oleh CV Arindo Makmur, tidak hanya menambah negara tujuan ekspor, namun juga menambah ragam umbi yang akan diekspor. Diantaranya, ubijalar varietas Antin 2 yang memiliki warna umbi ungu.
Pada GITA 2021, selain dipamerkan beberapa produk olahan berbasis Akabi, juga ditampillan inkubasi bisnis dari Balitbangtan diantaranya es krim ubijalar dan roti Boss.
Dalam rangkaian GITA 2021 akan dibagikan 10 ton benih kedelai kelas FS (foundation seed atau benih dasar) dari varietas kedelai tahan pecah polong, Detap 1. Benih ini akan diterimakan kepada 10 penangkar benih yang tersebar di Jatim (7 penangkar), DIY (1 penangkar) dan Jateng (2 penangkar).
Varietas 1 memiliki keunggulan utama yaitu tahan pecah polong. Selain hasil tinggi, umurnya genjah kurang lebi 80 hari dan ukuran bijinya tergolong besar 4 gram atai 100 biji.
Benih kedelai 10 ton ini merupakan bagian dari kerjasama antara Balitbangtan dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek atau BRIN, yang sekarang menjadi BRIN, melalui program Prioritas Riset Nasional (PRN). Pembagian 10 ton benih kedelai ini akan menjadi sumber benih untuk memproduksi benih sebar (BR) kedelai seluas 180.000 hektar. Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balitbangtan yang ada di Balitkabi, saat ini memiliki stok benih kedelai dalam jumlah sangat cukup, siap untuk mendukung penguatan benih kedelai nasional.
Melalui GITA 2021, arus hilirisasi inotek Balitbangtan bisa segera tersampaikan kepengguna, bisa segera dimanfaatkan, dan pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani.

Comment