Kerajinan Lonceng Angin dari Limbah Bambu, Omzet Rp20 Juta Perbulan
Banyumas – Memanfaatkan limbah bambu, seorang pemuda di kabupaten Banyumas Jawa Tengah sukses membuat lonceng angin jenis instrumen perkusi. Pekerjaan yang ditekuni pasca covid-19 tersebut, pemasaran selain ke sejumlah kota di Indonesia, juga kemancanegara. Oomzet penjualan lonceng angin 20 juta rupiah per bulanya.
Seperti inilah aktifitas Texar Vindo Aksa pemuda (30) asal desa Randegan kecamatan Wangon Banyumas Jawa Tengah. Anak pasangan Suharyanto dan Agustin Hartatarti itu, setiap hari menghabiskan waktunya membuat lonceng angin atau instrumen perkusi di ruang samping rumah milik orang tuanya.
Texar Vindo Aksa mengaku berawal membuat alat musik angklung belajar dari temannya, pesanan saat itu sepi karena pandemi covide-19. Dia pun putar otak membuat instrumen perkusi atau lonceng angin berbahan baku limbah bambu bekas.
“Saya awalnya membuat angklung, saat itu ada pandemi pesanan angklung sepi, saya putar otak buat lonceng angin, dan respon warga bagus sehari 15 pcs dibantu ayahnya. Kalau harga dari Rp80-350 ribu tergantung modelnya. Untuk nada ada Jawa Sunda dan Bali. Pemasaran saya selain kota besar di Indonesia sampai kemancanegara”, kata Texar Vindo Aksa pembuat instrumen perkusi lonceng angin.
Dalam membuat lonceng angin, Texar tak pekerja sendiri melainkan dibantu ayahnya. Dalam sehari mampu membuat instrumen perkusi dari bahan bambu sebanyak 15 buah dengan ukuran mulai dari 40 centi meter sampai 1 meter.
Berkat keuletan dan ketelatenannya, hasil karyanya dijual melalui medsos dan banyak terjual ke sejumlah kota di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Samarinda dan Jakarta bahkan ke mancanegara.
Bahan baku bambu yang digunakan untuk membuat lonceng angin yakni bambu tali dan bambu wulung. Bambu tersebut merupakan potongan bambu yang tak terpakai yang diambil di kebun.
Bambu tersebut kemudian dipotong sesuai ukuran dan bersihkan serat-serat bambu menggunakan pisau kecil. Haluskan bambu dengan amplas, untuk mempercantik poles dengan melamin. Sementara nada yang dihasilkan Jawa pelog, sendro serta dari ali suara rindik.
Lonceng angin jadi dan memiliki bunyi khas gemerincing, sehingga sering digunakan sebagai bel pintu. Harga lonceng angin dibandrol mulai dari Rp 80 ribu ukuran 40 centi meter hingga, Rp. 350 ribu ukuran satu meter. Omzet yang diraup per bulan mencapai Rp20 juta rupiah. (Kus)
Comment