Muscab ke 2 Peradi SAI Purwokerto Canangkan Gerakan Tanam 1000 Bibit Pohon 

Muscab ke 2 Peradi SAI Purwokerto Canangkan Gerakan Tanam 1000 Bibit Pohon

Purwokerto – Musyawarah Cabang (Muscab) ke-2 Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) SAI Purwokerto akan digelar pada 21 September 2024 di Hotel Queen Garden, Baturaden. Selain agenda utama dalam Muscab tersebut, acara juga akan diisi dengan kegiatan pelestarian lingkungan berupa penanaman 2.000 pohon konservasi di kawasan Baturaden.

Kegiatan penanaman pohon ini menjadi salah satu program utama yang didukung oleh Eddy Wahono, seorang pengamat lingkungan dan pembina Forum Relawan lintas organisasi FORTASI sekaligus anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Serayu Bogowonto dan Wakil Ketua Komisi Pencegahan Daya Rusak Air.

Dalam keterangannya, Eddy menjelaskan bahwa bibit pohon yang akan ditanam diperoleh secara gratis dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo.

Bacaan Lainnya

Rencana penanaman 2.000 pohon ini merupakan langkah konkret dalam upaya melestarikan lingkungan dan memperbaiki ekosistem di kawasan Baturaden, yang menjadi daerah resapan air penting di hulu anak Sungai Serayu.

Menurut Eddy Wahono, degradasi lahan di kawasan hulu ini telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Penanaman pohon konservasi diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh alih fungsi lahan, seperti berkurangnya sumber mata air yang vital bagi kehidupan masyarakat sekitar.

“Kami ingin mendorong agar upaya-upaya konservasi seperti ini menjadi gerakan bersama, tidak hanya melibatkan para advokat dan aktivis lingkungan, tapi juga masyarakat umum dan pemangku kepentingan lainnya,” ungkap Eddy Wahono.

Ia menambahkan bahwa kondisi lingkungan saat ini sangat memprihatinkan dan harus segera mendapat perhatian serius dari semua pihak.

Djoko Susanto, SH, Ketua PERADI SAI Purwokerto yang juga aktif dalam Forum Relawan Lintas Organisasi (FORTASI) Banyumas Raya, menyuarakan keprihatinannya terhadap kerusakan lingkungan di daerah hulu, terutama akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan dan pemukiman.

Djoko menjelaskan bahwa akibat dari peralihan fungsi hutan ini, daerah resapan air semakin berkurang, menyebabkan mata air mengering saat musim kemarau. Sebaliknya, pada musim penghujan, sungai-sungai di kawasan tersebut sering meluap, memicu banjir besar dan tanah longsor.

“Hutan yang dulunya menjadi pelindung alami kini telah berubah fungsi, mengakibatkan dampak lingkungan yang sangat merugikan. Air menjadi sulit ditemukan di musim kemarau, sementara banjir dan longsor mengancam di musim hujan. Kondisi ini jelas mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar,” tutur Djoko.

Ia menegaskan bahwa kerusakan lingkungan seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu, PERADI SAI Purwokerto siap memberikan bantuan advokasi hukum dalam pelaksanaan program yang terkait dengan pengelolaan dan pelestarian sumber daya air.

Komitmen Advokasi dalam Konservasi dan Pencegahan Kerusakan Lingkungan, Djoko juga menjelaskan bahwa PERADI SAI Kabupaten Banyumas berkomitmen untuk mendukung program-program yang berfokus pada konservasi sumber daya air, pencegahan kerusakan lingkungan, serta pemanfaatan sumber daya air secara bijak dan berkelanjutan.

Menurutnya, advokasi dalam bidang ini sangat penting, mengingat banyaknya hambatan yang sering dihadapi dalam implementasi program-program konservasi.

“Kami di PERADI SAI Banyumas bertekad untuk memberikan dukungan penuh dalam upaya pelestarian lingkungan, baik melalui pendampingan hukum maupun advokasi kebijakan. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk turut serta menjaga keberlanjutan sumber daya alam yang vital bagi kehidupan masyarakat luas,” tegasnya.

Djoko juga menambahkan bahwa PERADI SAI Purwokerto selama ini telah terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan dan sosial melalui FORTASI Banyumas Raya.

Melalui dukungan advokasi, PERADI SAI berharap dapat memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat kerusakan lingkungan.

Muscab ke-2 PERADI SAI Purwokerto diharapkan dapat menjadi momentum penting untuk menyatukan para advokat di wilayah Banyumas dalam rangka memperjuangkan isu-isu lingkungan, hak-hak masyarakat, serta penegakan hukum yang berkeadilan.

Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat membangkitkan kesadaran masyarakat luas akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan kerusakan alam.

Acara penanaman 2.000 pohon di kawasan Baturaden ini juga diharapkan menjadi langkah awal dari program konservasi jangka panjang yang lebih luas, melibatkan berbagai pihak untuk bersama-sama menjaga ekosistem di daerah aliran sungai Serayu dan sekitarnya.

Dengan kolaborasi antara para advokat, pemerintah, dan masyarakat, PERADI SAI Purwokerto optimis bahwa upaya pelestarian lingkungan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. (Kus)

 

Pos terkait

Comment