Musim Kemarau Krisis Air Bersih, Warga Gunakan Air Sungai
Banyumas – Musim kemarau panjang berdampak pada warga di desa Rancamaya kecamatan Cilongok, kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang terpaksa menggunakan air sungai untuk mandi dan mencuci pakaian serta perabot dapur.
Warga kesulitan mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari karena belik, sumur dan program pamcimas desa mengering.
Desa Rancamaya hingga kini belum terjangkau instalasi air bersih PDAM kabupaten Banyumas.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, warga memanfaatkan belik, sumur dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat atau pamcimas.
Kemarau yang melanda saat ini membuat belik dan sumur warga serta program pamcimas mengering.
Warga pun harus memanfaatkan air sungai pancur untuk kebutuhan mandi dan mencuci, namun untuk air minum warga mengandalkan bantuan air bersih.
“Awal memasuki kemarau pamcimas tidak lancar dan sekarang sudah tidak nyala, sumur sudah kering. Kalau untuk mandi dan mencuci ke sungai. Kalau air bersih untuk minum mencari dengan perjalanan jauh. Sekarang mengandalkan bantuan, kadang hanya di lewati jika ada program bantuan”, kata Elmi warga desa Rancamaya.
Tampak sepanjang jalan desa terdapat deretan jerigen, ember dan drum di depan rumah warga menunggu bantuan air. Pemandangan seperti ini terjadi hampir setiap musim kemarau melanda desa.
Warga mengaku sudah tiga bulan terakhir hujan tidak lagi turun, kondisi ini menyebabkan sumur-sumur warga dan belik atau sumber-sumber air lain serta program pamcimas tak teraliri air. Bahkan jika ada penyaluran air bersih dari organisasi dan ormas, desa tersebut hanya dilewati saja.
Untuk mencuci pakaian dan beberapa perabotan dapur terpaksa memanfaatkan air sungai pancur. Warga berharap ada solusi permanen di desa Rancamaya ini sehingga saat musim kemarau tidak mengalami krisis air.
Warga lainnya menuturkan, air sungai pancur tidak hanya dimanfaatkan untuk mencuci pakaian dan perabotan dapur, sebagian warga juga memanfaatkan untuk mandi.
“Kalau mandi dan mencuci di sungai karena air PAM tidak nyala. Kalau menuju sungai harus jalan kaki selama setengah jam dengan jalan naik turun”, kata Atik warga setempat.
Warga berharap ada bantuan instalasi air bersih dari pemerintah setempat yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama, agar saat musim kemarau seperti sekarang ini bisa teratasi. (Kus)
Comment