Pemburu Burung di Hutan Jadi Pengusaha Burung Bakalan, Omzet Rp4 Juta Perhari
Banyumas – Awalnya bekerja sebagai pikat atau pemburu burung di hutan, seorang pria di Banyumas kemudian terjun ke dunia bisnis burung bakalan.
Tahun 1996 menjadi awal hingga rumah huniannya dijadikan kios penjualan burung bakalan. Dari modal Rp500 ribu dari hasil jualan burung hasil buruan, kini dia mampu meraup omzet Rp4 juta per hari.
Rahmat Riyanto warga desa Banjaranyar kecamatan Pekuncen, kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, adalah seorang pikat yang kerap melakukan perburuan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Pria yang akrab disapa Rahmat itu, mencari burung tidak hanya menjelajahi hutan di pulau Jawa saja. Beberapa kali pernah memasuki hutan-hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Burung yang menjadi incarannya beragam, mulai dari burung kutilang, kacer, cucak hijau, jalak, perkutut dan burung murai serta jenis burung kicau lainnya.
Rahmat mencari burung bukan hanya karena hobi memelihara burung, melainkan untuk mengais pundi rupiah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada tahun 1996 lalu, Rahmat kemudian membuka hasil tabungannya yang telah terkumpul dari hasil penjualan burung. Dari situlah Rahmat memulai menjadi pengepul, hingga membuka kios burung di rumahnya dengan modal 500.000 rupiah.
“Awalnya saya mencari burung atau pikat ke hutan. Setelah itu banyak temen-temen yang menjual ke saya dan saya menampung yang kemudian dijual ke pasar atau pengepul. Saya modal awal jadi pengepul modalnya Rp500. 000. Kini omzetnya 4 juta perharinya. Ada burung pleci lokal, kolibri dari nabel dan ini burung bakalan smua”, kata Rahmat Riyanto pengusaha burung bakalan.
Dari sejumlah keuntungan yang didapat setiap penjualan, dia gunakan untuk menambah jenis dagangan burungnya.
Hampir semua sudut ruangan rumahnya baik di tengah, depan hingga samping dan belakang dipenuhi kandang berisi burung bakalan atau bahan yang banyak dicari para pecinta dan penghobi burung kicau.
Burung yang dia jual pun beragam mulai dari kutilang, crocokan, anis kembang, perkutut, tekukur hingga jalak suren dan semua bahan bakalan burung lainnya, alias burung yang belum dilatih.
Kusaran harga burung yang ia jual juga terjangkau, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp500 ribu rupiah dengan omzet 4 juta rupiah per harinya.
Rahmat menuturkan, bisnis jual burung kicau bahan atau bakalan menjadi mata pencaharian yang terbilang menjanjikan. Selama masih banyak komunitas kicau mania, bisnis tersebut tampaknya tak akan surut. (Kus)
Comment