eportal.id, Kendari – Film Tenripada garapan Rere Art2tonic dari rumah produksi Paramedia Indonesia resmi diputar perdana di 35 Bioskop Indonesia bagian timur, Kamis (12/03/2020).
Film yang mengisahkan tentang perjuangan dua orang remaja yang diperankan oleh Jeihan Dun sebagai Tenripada dan Reza Pahlevi sebagai Syamsir yang saling jatuh cinta namun terhalangi oleh restu kedua orang tua karena konflik masa lalu.
Dikemas dengan begitu epik, film ini memberikan pelajaran untuk tidak menyimpan dendam kepada siapapun.

“Dalam film ini terdapat pesan moral untuk penonton, yaitu jangan dendam,” ujar Rere di Hollywood Square Kendari, Kamis malam (12/3).
Penggarapan film yang menelan biaya mencapai Rp 1 Milliar rupiah ini mengambil enam lokasi syuting yang berbeda diantaranya, Takalar, Bone, Sinjai, Bajoe, Makassar dan Kolaka.
Kurang lebih empat bulan masa produksi dilakukan hingga tayang perdana pada Kamis (12/03/2020) malam.
“Kita produksi film ini selama empat bulanan, mulai dari bulan juli tahun lalu hingga tayang hari ini,” jelas Rere
Selain Jeihan Dun dan Reza Pahlevi film ini juga diperankan oleh, Saffanah Kayla, Sony Dg Romo, M Harun, Adit Sulolipu, Drg Iqbal, dan Andini Widyastuti.



Jeihan yang masih duduk dibangku kelas 3, MAN 1 Kolaka, Sulawesi Tenggara ini menceritakan bagaimana pengalaman ia dalam membintangi film layar lebar pertamanya tersebut.
Dalam film yang diperankannya, remaja berusia 16 tahun tersebut berperan sebagai tokoh bernama Tenripada. Jeihan menyebutkan film tersebut merupakan film perdana yang ia perankan, sehingga dirinya memiliki beberapa kesulitan selama proses syuting, salah satunya pada scene fighting.
“Salah satu kesulitan ketika melakukan aksi fighting dibawah terik panas matahari dan tanpa stuntman,” kata Jeihan.
Kesulitan lainnya adalah saat akting bermesraan dan menangis, sebab menurutnya selama ini ia belum pernah memiliki pacar sehingga begitu sulit ia memerankan sosok melankolis.
“Saya sendiri belum pernah pengalaman menjalin hubungan dengan seseorang, jadi saya agak canggung pada bagian bermesraan itu,” cerita Jeihan.
Jeihan berharap film Tenripada dapat diterima di masyarakat. Terkhusus masyarakat sultra, sebab film ini merupakan karya anak lokal sulawesi.
“Semoga masyarakat khususnya sultra dapat lebih mengapresiasi karya – karya anak lokal,” harapnya. (Abi)