Tradisi Gebyug, Emak-emak Berburu Ikan Saat Sungai Dangkal di Musim Kemarau
Banyumas – Kemarau panjang masih melanda sejumlah daerah di kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Arus sungai yang dangkal dimanfaatkan warga untuk mencari ikan menggunakan alat seadanya.
Gebyug adalah berburu ikan massal yang dilakukan warga desa Darmakeradenan kecamatan Ajibarang, kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Perburuan ikan massal dilakukan saat musim kemarau, dimana arus sungai kecil dan dangkal, menjadi ajang untuk perburuan ikan secara beramai-ramai.
Kegiatan ini sudah menjadi tradisi setiap musim kemarau. Dengan menggunakan perangkap ikan bernama sirip, jaring dan seser. Alat tersebut dicelupkan ke dasar air, jika nasib lagi mujur, perangkap ini akan mendapatkan ikan.
Tradisi ini dilakukan warga di sepanjang bantaran sungai Tajum, desa Darmakeradenan kecamatan Ajibarang. Mayoritas dari mereka adalah para emak-emak usai melakukan pekerjaan rumah.
Gebyug atau gropyok ikan massal dilakukan pada siang hari saat matahari terik. Siang hari menjadi waktu yang tepat untuk melakukan perburuan ikan dengan digeropyok.
Mereka saling membagi waktu saat melakukan gebyug atau perburuan ikan massal. Masing-masing warga mendapatkan kurang lebih 1 kilo gram ikan bahkan lebih.
“Ini adalah kegiatan warga mencari ikan saat sungai kering karena musim kemarau. Kegiatan ini namanya gebyug atau gropyok ikan massal. Alatnya ada sirip seser jala dan peralatan lain. Tiap warga bisa mendapat ikan sebanyak setengah hingga 1kg”, kata Trisno warga setempat.
Ikan yang diperoleh antara lain ikan melem, lele, lunjar, mujair atau ikan sungai yang lainnya. Ikan-ikan hasil tangkapan, sebagian untuk dikonsumsi dan sebagian lagi untuk dijual apabila mendapatkan tangkapan lebih banyak.
“Ikan yang didapat terdiri ikan melem, ikan lele, udang dan ikan sungai lainnya. Jika hasil tangkapan banyak dijual jika sedikit untuk dimasak. Kegiatan ini dilakukan setiap musim kemarau”, kata Karsini warga pencari ikan. (Kus)
Comment