Prosesi Tradisi Mitoni, Warga Mengalap Berkah Berebut Uang dan Belut

Prosesi Tradisi Mitoni, Warga Mengalap Berkah Berebut Uang dan Belut
Prosesi Tradisi Mitoni, Warga Mengalap Berkah Berebut Uang dan Belut
Prosesi Tradisi Mitoni, Warga Mengalap Berkah Berebut Uang dan Belut

BanyumasTradisi mitoni atau selamatan tujuh bulan untuk bayi yang masih dalam kandungan kini mulai jarang dilakukan warga Banyumas, Jawa Tengah. Meski ada, namun biasanya dilaksanakan secara sederhana. Tradisi ini dilakukan melalui proses ritual yang sangat khusuk dan diikuti ratusan warga setempat.

Mitoni tradisi yang selama ini masih dijalankan warga Banyumas, seperti yang dilakukan pasangan suami istri (pasutri) Febriyanto dan Maulida Molin warga desa Canduk kecamatan Lumbisr Banyumas pada minggu pada Minggu (18/02/2024). Acara mitoni usia 7 bulan kandungan merupakan tradisi jawa yang tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

Suripto menjelaskan, Mitoni sendiri berasal dari kata mitu yang artinya tujuh, artinya usia bayi dalam kandungan sudah menginjak tujuh bulan. Warga mempercayai setiap bayi menginjak usia tujuh bulan, adalah masa paling rawan yang akan mempengaruih sifat dan watak saat besar nanti.

“Karena itu pada usia tersebut harus dilakukan penyelamatan agar anak tersebut nantinya tidak menempuh jalan yang sesat”, ucap Suripto orang tua Febriyanto usai prosesi mitoni

Pada upacara mitoni terlebih dahulu, digelar doa bersama dipimpin seorang tokoh agama desa setempat. Ratusan warga menghadiri upacara mitoni atau tujuh bulanan dan ikut memanjatkan doa doa keselamatan bagi bayi dan kedua orang tuanya.

Ibu muda Maulida Molin yang tengan mengandung 7 bulan menceritakan, saya mengandung anak kedua dan acara ini sudah menjadi tradisi warga banyumas. Beragam kegiatan seperti tahlil, bagi bagi nasi, makanan, bagi bagi uang logam dan uang kertas kepada warga dan saya berharap semoga diberi kesehatan dan kelancaran saat melahirkan.

Unik dalam proses tujuh bulanan ini, digelar perebutan uang recehan serta uang pecahan kertas 5 ribuan yang di sebar dihadapan warga. Tak hanya uang/ belut sebanyak 5 kilau gram juga diperebutkan.

Semi mengalap berkah, para orang tua dan anak anak ini tak perduli saling tindih. Perebutan uang dan belut ini menjadi gelak tawa karena banyak yang merasa kesulitan.

Peserta berebut uang dan belut Sasya mengaku senang tadi ikut rebutan acara 7 bulanan dan saya dapat uang 5000 lebih. Menurutnya, uang tersebut nanti akan ditabung dan ini sangat berkah. Selain itu, saya juga ikut makan urab, jajanan pasar dan makan rujak.

Di tengah tengah perebutan uang dan belut, warga lain mencipratkan air cucian beras kepada warga yang berebut tersebut. Konon warga yang terkena air jalan rejeki akan dilancarkan serta yang mendapatkan uang dan belut menjadi berkah. (Kus)

 

Comment