Serahkan Bansos Korban Longsor dan Tanah Bergerak, Bupati Minta Tingkatkan Waspada Kebencanaan
Purworejo – Kecamatan Bruno dengan topografi pegunungan dan tebing-tebing curam, menjadi salah satu wilayah paling rawan bencana, khususnya bencana tanah longsor dan tanah bergerak. Bahkan curah hujan yang tinggi di bulan November – Januari 2025 telah mengakibatkan banyak bencana yang menimbulkan kerugian harta benda bahkan jiwa. Seperti musibah tanah longsor di Desa Plipiran, yang merenggut 4 korban jiwa.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH saat menyerahkan bantuan sosial untuk korban tanah bergerak dan tanah longsor yang terjadi pada akhir tahun 2024. Bansos tersebut dapat diserahkan berkat kerjasama Pemerintah Kabupaten Purworejo dengan Baznas Purworejo di Aula Kantor Kecamatan Bruno, Rabu (05/02/2025).
Pada kesempatan itu, Bupati menyerahkan secara langsung bansos untuk 6 kepala keluarga (KK) penerima manfaat, yang merupakan korban tanah longsor dan terdampak tanah bergerak. Hari ini, kita undang 4 warga Desa Pakisarum, 1 warga Desa Brunorejo dan 1 warga Desa Brondongrejo, yang rumahnya terdampak pergeseran tanah, sehingga harus pindah karena sangat berbahaya,” ujarnya.
Bupati juga menyampaikan bahwa sedikit bantuan ini sebagai wujud kepedulian Pemkab Purworejo. Ia berharap bansos dapat meringankan beban bagi yang terkena musibah. Bupati mendoakan semua korban terdampak dapat kembali membangun rumah ditempat relokasi. Semoga segera pulih beraktivitas secara normal dalam perekonomian dan kehidupan sosial,” harapnya.
Bupati berpesan untuk selalu waspada dan memantau perkembangan perkiraan cuaca. Menurut BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Februari.
”Bencana akan selalu mengintip kita semua, maka wajib untuk terus meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan deras. Aktifkan forum pengurangan risiko bencana, kerjasama dengan pemerintah desa dan kecamatan setempat. Semoga Purworejo selalu dalam lindungan Allah SWT,” pungkasnya.
Purworejo – Kecamatan Bruno dengan topografi pegunungan dan tebing-tebing curam, menjadi salah satu wilayah paling rawan bencana, khususnya bencana tanah longsor dan tanah bergerak. Bahkan curah hujan yang tinggi di bulan November – Januari 2025 telah mengakibatkan banyak bencana yang menimbulkan kerugian harta benda bahkan jiwa. Seperti musibah tanah longsor di Desa Plipiran, yang merenggut 4 korban jiwa.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH saat menyerahkan bantuan sosial untuk korban tanah bergerak dan tanah longsor yang terjadi pada akhir tahun 2024. Bansos tersebut dapat diserahkan berkat kerjasama Pemerintah Kabupaten Purworejo dengan Baznas Purworejo di Aula Kantor Kecamatan Bruno, Rabu (05/02/2025).
Pada kesempatan itu, Bupati menyerahkan secara langsung bansos untuk 6 kepala keluarga (KK) penerima manfaat, yang merupakan korban tanah longsor dan terdampak tanah bergerak. Hari ini, kita undang 4 warga Desa Pakisarum, 1 warga Desa Brunorejo dan 1 warga Desa Brondongrejo, yang rumahnya terdampak pergeseran tanah, sehingga harus pindah karena sangat berbahaya,” ujarnya.
Bupati juga menyampaikan bahwa sedikit bantuan ini sebagai wujud kepedulian Pemkab Purworejo. Ia berharap bansos dapat meringankan beban bagi yang terkena musibah. Bupati mendoakan semua korban terdampak dapat kembali membangun rumah ditempat relokasi. Semoga segera pulih beraktivitas secara normal dalam perekonomian dan kehidupan sosial,” harapnya.
Bupati berpesan untuk selalu waspada dan memantau perkembangan perkiraan cuaca. Menurut BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Februari.
”Bencana akan selalu mengintip kita semua, maka wajib untuk terus meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan deras. Aktifkan forum pengurangan risiko bencana, kerjasama dengan pemerintah desa dan kecamatan setempat. Semoga Purworejo selalu dalam lindungan Allah SWT,” pungkasnya.
Comment