Padang – Perkumpulan Keluarga Muhammadan (PKM) yang tinggal di kawasan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, kembali menggelar Tradisi Serak Gulo.
Tradisi Serak Gulo adalah tradisi melempar gula dari atap masjid yang dilakukan di Masjid Muhammadan Jalan Pasar Batipuh, Padang Selatan, Kota Padang, Sabtu (24/12/2022) sore.
Tradisi Serak Gulo berasal dari Madras, daerah di India Selatan. Saat itu, seorang pemuka bernama Sauh Hamid ingin berbagi dengan cara membagikan gula.
Tradisi ini membagi-bagikan gula pasir kepada warga sekitar dengan cara dilempar. Sebanyak berton-ton gula pasir yang dibagikan kepada warga yang datang ke acara.
Tadisi yang selalu ditunggu-tunggu ini dikenal dengan nama Tradisi Serak Gulo yang tahun ini berlangsung Sabtu (24/12/2022) petang.
Gula pasir dibungkus dengan kain perca warna warni berukuran kepalan tangan terikat karet akan dibagikan ke seluruh warga yang menyaksikan tradisi unik tersebut.
Bungkusan kain perca masing-masing diisi gula pasir sekitar seperempat kilo.
Setelah prosesi doa bersama, gula dinaikkan ke atap masjid. Hingga tiba saatnya, lemparan dimulai.
Belasan petugas yang telah bersiap di atap Masjid Muhammadan dengan cekatan melemparkan satu per satu bungkusan. Dengan cekatan pula, ribuan orang yang menunggu di bawah berebut.
Mereka rela berebut, berdesakan, terjatuh bahkan terinjak injak untuk mendapatkan sebungkus gula.
Tradisi Serak Gulo yang dilaksanakan setiap tahun di Kota Padang kembali digelar pada tahun 2022.
Kegiatan tersebut sempat terhenti selama dua tahun saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, tepatnya pada tahun 2020-2021.
Ketua Perkumpulan Keluarga Muhammadan Padang, Muhammad Fauzan mengatakan, kegiatan kali ini dilaksanakan secara swadaya dari keluarga besar PKM.
Fauzan mengatakan, Serak Gulo kembali dilaksanakan pada tahun ini meskipun tanpa bantuan dari pemerintah seperti edisi sebelumnya.
“Namun, kami tetap melaksanakan serak gulo dengan swadaya, warga PKM semua, Perkumpulan Keluarga Muhammadan, alhamdulillah terkumpul tiga ton gula,” katanya.
Fauzan menjelaskan, tradisi Serak Gulo tersebut diadaptasi dari dari Madras, India Selatan dan dilaksanakan setiap tanggal 1 Jumadil Akhir Hijriah.
“Pada prinsipnya sama dengan tradisi sebelumnya, tak ada perbedaan, cuma kali ini kami laksanakan swadaya bersama warga PKM sendiri, tidak ada bantuan pemerintah kali ini,” tuturnya seperti dikutip dari radarsumbar.com
Berikut ini video tradisi tahunan yang selalu ditunggu-tunggu warga Padang:
Comment