Tutup Pendaftaran STIP Jakarta, Calon Taruna: Upaya Kami Menjadi Sia-Sia
Jakarta – Sejumlah calon wali murid Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) menyayangkan moraturium yang dilakukan Kemenhub dan Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Pasalnya, imbas dari aturan itu membuat STIP tidak lagi menerima siswa baru tahun ajaran 2024 yang membuat mimpi anak menjadi abdi negara menjadi terhenti.
Kami sangat kecewa dengan moratorium itu. Pasalnya aturan itu telah memupuskan harapan anak kami,” kata Jarry Rinaldi, Koordinator Ketua Forum Calon Wali Murid STIP di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Sebelumnya Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya bakal melakukan moratorium menyusul tewasnya taruna tingkat 1 STIP Putu Satria Ananta Rustika (19) usai dianiyaya seniornya.
Terlepas dari soal biaya pendaftaran yang telah dikeluarkan sebesar Rp2 juta per anaknya. Jarry melanjutkan moratorium itu muncul tak lama setelah sejumlah murid melakukan tes akademik yang merupakan bagian dari lima tahapan seleksi masuk STIP.
“Dalam kejadian dugaan pemukulan terjadi pada tanggal 2, tanggal 8 anak kami ikut tes, kemudian tanggal 10 muncul moratorium. Ini kan cukup aneh,” katannya.
Lanjut Jarry, untuk masuk ke tahapan pertama tes akademik STIP tidak mudah. Selain harus memiliki kecerdasan dan pengetahuan di atas anak-anak lain. Diperlukan persiapan mental dan fisik untuk lolos dan mengikuti tahapan lainnya.
Sementara itu, tidak heran banyak anak yang telah menyiapkan hal ini sejak bertahun-tahun lalu, seperti berolahraga, belajar, hingga menjaga pola hidup. Artinya, kata Jarry, membentuk semua itu butuh proses.
“Anak saya melakukan itu semua sejak kelas tiga SMP. Dia disiplin penuh menyiapkan semuanya untuk keterima di STIP,” terang Norma (47) asal Kendari, Sulawesi Tenggara.
Saat bersama dengan anaknya, Norma sudah berada di Jakarta sejak dua minggu lalu. Ia rela menghabiskan waktu dan uangnya demi mendukung cita-cita si anak untuk masuk ke STIP.
Karena itulah ia menyayangkan adanya putusan itu. Baginya untuk memutus kasus bullying yang terjadi tidak harus memutuskan satu generasi.
Muhammad Rajendra Hendro (18) tampak kecewa dan tak terima dengan putusan itu. Sebab, untuk mengikuti ujian tes ia telah berusaha keras agar dapat di terima.
“Selain itu, tidak mudah untuk masuk STIP. Makanya saya berupaya untuk menyiapkan semuanya. Termasuk menjadi juara kelas,” terangnya.
Sekedar informasi pada tes akademik yang merupakan tahapan pertama dalam seleksi STIP terungkap ada 400 lebih calon taruna yang mengikuti tes ini. Nantinya mereka yang lolos tes akan maju ke tahap ke dua yaitu tes fisik.
(Wahyuni Adina Putri)
Comment