Pengrajin Dodol Jenang Siasati Mahalnya Bahan Baku Beras Ketan
Banyumas – Naiknya harga beras ketan bahan baku dodol jenang di pasaran, pengrajin dodol jenang di desa Lesmana kecamatan Ajibarang, kabupaten Banyumas, Jawa Tengah masih melakukan aktifitasnya.
Melambungnya harga beras ketan bahan baku dodol jenang tak membuatnya menyerah, mereka tetap memproduksi dodol jenang dengan mengurangi produksinya.
Alasan pengrajin mengurangi produksi, untuk mengurangi kerugian produksi karena mahalnya bahan baku beras ketan. Bahkan pengrajin tak mau menaikkan harga karena takut kehilangan para pelanggannya.
Yuli menambahkan, sebelum harga beras mengalami kenaikan, produksi dodol jenang antara 6 hingga 10 kuintal per harinya. Namun kenaikan beras ketan saat ini tembus 22.000 rupiah hingga produksi dikurangi dari 10 kuintal kini hanya 2 kuintal.
“Saya untuk saat ini produksi dodol jenang tidak seperti biasa. Kenaikan harga beras terus melejit dari yang semula 16 ribu sekarang 22 ribu per kilogram. Produksi saya saat ini diturunkan. Saya berharap pemerintah menstabilkan harga”, kata Yuliyati pengrajin dodol jenang.
Sementara pengrajin dodol jenang lainnya Toni mengaku selain mengurangi produksi, mahalnya harga bahan baku beras ketan mengubah ukuran dodol. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi kerugian serta pelanggan tak beralih.
“Saya terpaksa mengecilkan ukuran dodol agar produksi tetap bertahan. Saya juga mengurangi produksi yang semula 2,5 kuintal sekarang 1 kuintal. Pengrajin berharap agar pemerintah menstabilkan harga” kata Toni pengrajin dodol jenang.
Harga beras ketan sebelumnya 16 ribu rupiah per kilo gramnya, kini naik menjadi 22 ribu rupiah per kilo gramnya seiring kenaikan bahan pokok lain. Kenaikan harga ini pun membuat pelaku usaha rumahan pusing tujuh keliling. (Kus)
Comment