International Summer Course Bertema “Social Entrepreneurship as a Solution to a Region’s Social Problem”
Medan– Program Studi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakankegiatan International Summer Course bertemakan Social Entrepreneurship as a Solution to a Region’s Social Problem.
Acara ini resmi dibuka oleh Prof. Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan, S.Si., M.Si., Apt., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) USU, Dr. Fadli, S.E., M.Si., juga memberikan sambutannya dengan menyoroti pentingnya kewirausahaan sosial dalam memajukan ekonomi regional.
Selanjutnya, Ketua Panitia, Danny Perdana Sitompul, S.T., M.M., menambahkan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman lintas budaya bagi para mahasiswa sekaligus mendukung kolaborasi global dalam menyelesaikan masalah sosial.
Kegiatan ini di hadiri peserta baik Guru Besar serta Dosen, peneliti dan mahasiswa dari Universiti Sains Malaysia (USM), Universiti Teknologi Mara (UiTM), Oman, serta beberapa perguruan tinggi ternama lainnya.
Mahasiswa yang hadir berasal dari negara Malaysia, China, Thailand, Oman, dan Indonesia. Sebagian besar mahasiswa menghadiri secara online melalui zoom meeting dan offline di Aula Suhadji Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.
“Program ini merupakan langkah strategis untukmengintegrasikan solusi inovatif dalam menjawabpermasalahan sosial di berbagai wilayah dari persepktifkewirausahaan,” ujarnya.
Setelah pembukaan kegiatan ini di awali dengan penjelasan tentang pemanfaatan sosiopreneuruntuk negara berkembang sebagai solusi dari masalah yang masih banyak di hadapi oleh masyarakat sepertipengangguran, sulitnya lapangan pekerjaan karena masihrendahnya pendidikan kewirausahaan dan keberanianmasyarakat untuk melakukan aktivitas berwirausaha yang dapat meningkatkan penghasilan serta nilai tambah bagimasyarakat khususnya di wilayah pedesaan.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) USU, Dr. Fadli, S.E., M.Si., juga memberikan sambutannya dengan menyoroti pentingnya kewirausahaan sosial dalam memajukan ekonomi regional. Selanjutnya, Ketua Panitia, Danny Perdana Sitompul, S.T., M.M., menambahkan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman lintas budaya bagi para mahasiswa sekaligus mendukung kolaborasi global dalam menyelesaikan masalah sosial.
“Program ini merupakan langkah strategis untukmengintegrasikan solusi inovatif dalam menjawabpermasalahan sosial di berbagai wilayah dari persepktikkewirausahaan,” ujarnya.
Setelah pembukaan kegiatan ini di awali dengan penjelasan tentang pemanfaatan sosiopreneuruntuk negara berkembang sebagai solusi dari masalah yang masih banyak di hadapi oleh masyarakat sepertipengangguran, sulitnya lapangan pekerjaan karena masihrendahnya pendidikan kewirausahaan dan keberanianmasyarakat untuk melakukan aktivitas berwirausaha yang dapat meningkatkan penghasilan serta nilai tambah bagimasyarakat khususnya di wilayah pedesaan.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Chairperson of the Centre for Research on Women and Gender (KANITA) Universiti Sains Malaysia, Prof. Dr. Saidatulakmal. Kehadiran beliaumemberikan wawasan berharga terkait peran perempuandalam kewirausahaan sosial.
Selain itu, dosen-dosen dariFakultas Ekonomi dan Bisnis USU serta tamu undangan turutmemeriahkan acara ini, menciptakan suasana diskusi yang aktif dan penuh semangat.
Melalui rangkaian diskusi, workshop, dan presentasi, para peserta diharapkan mampu merumuskan solusi konkret yang relevan dengan tantangan sosial di wilayah masing-masing.
Acara ini menjadi bukti nyata komitmen USU untuk terus mendorong inovasi, kolaborasi internasional, dan pengembangan kewirausahaan berbasis sosial sebagai upaya membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkelanjutansebagai bentuk pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kelestarian lingkungan.
Pada hari pertama ini diawali dengan penjelasan tentang pentingnya sosiopreneur bagi negara berkembang serta pemahaman tentang pengertian dan kemanfaatan sosiopreneur dalam pemberdayaan masyarakat khususnya masyarakat di wilayah pedesaan yang masih memiliki keterbatasan serta tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya akses ke pasar dalam melakukan pengembangan masyarakat terutama ibu rumah tangga atau perempuan untuk dapat mandiri serta mampu mengelola hasil produk baik pertanian maupun kelautan sehingga menjadi produk yang dapat menambah pendapatan bagi keluarga dan meningkatkan nilai tambah dari hasil kearifan lokal bersama dengan keluarga (suami, dan anak) hal ini tentu saja dapat menghindari tidak terjadinya kriminalitas dan kerusakan lingkungan.
Yang di sampaikan oleh Prof. Dr Ritha Dalimunthe S.E MS. I sebagai peneliti dan Guru Besar di Universitas Sumatera Utara khususnya di bidang kewirausahaan sosial.
Pentingnya universitas melakukan aktivitas bersama dengan mahasiswa dan mitra untuk membangun wirausaha sosial yang bermanfaat bagi masyarakat dan diinisiasi oleh perguruan tinggi yang banyak menghasilkan inovasi yang dapat digunakan oleh masyarakat sehingga masyarakat dapat memperoleh nilai tambah dari produk lokal yang banyak disekitar lingkungan mereka dan mempunyai harga yang lebihtinggi serta pasar yang lebih luas bahkan bisas melakukan export.
Di samping itu universitas juga memiliki ratusan ribu mahasiswa yang dapat berkolaborasi dan membantu masyarakat untuk dapat mengatasi masalah mereka terutama di penghasilan yang masih relatif rendah serta masih adanya pengangguran yang jumlahnya cukup besar baik di kalangan masyarakat maupun lulusan perguruan tinggi oleh karena itu sosiopreneur merupakan solusi bagi pemberdayaan masyarakat serta membangun wirausaha sosial bagi universitas, Hal ini di bahas oleh Dr Doli Muhammad Jafar Dalimunthe sebagai narasumber pertama dari Universitas Sumatera Utara, Prodi Kewirausahaan.
Salah satu solusi masalah di masyarakat pesisir khususnyamangrove dapat dilakukan kegiatan wisata mangrove sehingga dari mangrove dapat menajaga lingkungan yang menghasilkan oksigen yang cukup banyak untuk bumi sertamenghasilkan produk turunan seperti dodol, batik, sirup darimangrove sehingga masyarakat sekitar dapat memilikipenghasilan dan membangun desa wisata yang dapat di kunjungi sebagai wisata mangrove contoh Cinta mangrove di Batu Bara.
Hal ini dibahas oleh Profesor Muhammad Basyunidari Universitas Sumatera Utara.
Comment