Puluhan Petugas PPSU Kelurahan Ancol Banting Sapu dan Mogok Kerja Karena Dihina Miskin Oleh Lurah dan Sekel Ancol

Puluhan Petugas PPSU Kelurahan Ancol Banting Sapu dan Mogok Kerja Karena Dihina Miskin Oleh Lurah dan Sekel Ancol
Puluhan Petugas PPSU Kelurahan Ancol Banting Sapu dan Mogok Kerja Karena Dihina Miskin Oleh Lurah dan Sekel Ancol
Puluhan Petugas PPSU Kelurahan Ancol Banting Sapu dan Mogok Kerja Karena Dihina Miskin Oleh Lurah dan Sekel Ancol

Jakarta – Puluhan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Ancol menggelar aksi banting sapu dan mogok kerja di Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024) pagi.

Dalam aksi mogok kerja ini dilakukan sebagai bentuk protes kepada Lurah dan Sekretaris Kelurahan Ancol yang dinilai sering menghina para pasukan oranye tersebut.

Petugas PPSU ini kerap kali dihina dengan sebutan miskin oleh atasan mereka tersebut.

Bacaan Lainnya

Puluhan petugas PPSU tersebut berkumpul tanpa menggunakan seragam. Mereka masing-masing datang sambil membawa sapu ijuk yang kemudian dibanting ke jalanan.

Dalam aksi banting sapu berujung mogok kerja ini merupakan simbol protes para pasukan oranye terhadap perilaku lurah dan sekretaris kelurahan yang dianggap telah melecehkan mereka.

Para pasukan oranye ini memutuskan mogok kerja, sampah-sampah di Jalan Lodan Raya dan sekitarnya pun dibiarkan berserakan begitu saja.

Menurut salah seorang petugas PPSU Kelurahan Ancol, Fajar mengatakan, aksi mogok kerja ini sekaligus menuntut keadilan dan kebijakan dari pihak Lurah dan Sekretaris Kelurahan Ancol.

“Kita minta ketegasan dan keadilan. Jadi gini, setiap apel itu Pak Lurah itu selalu memarahi kita, apalagi, yang kita nggak enak hati kan, dengan kata-kata miskin,” ucap Fajar di lokasi.

Dalam hinaan-hinaan tersebut, ungkap Fajar, sering terlontar pada saat lurah dan sekretaris kelurahan memimpin apel.

Pernah juga ada petugas PPSU yang dihina miskin hanya karena tidak memiliki motor.

“Dengan berkata seperti PPSU miskin dilarang merokok, dia ngomong seperti itu. Saya sempat dengar pas kita di perkumpulan kata miskin, pas kemarin pemilu kan kita pembagian zona, pembagian TPS, kita ditugasin di beberapa TPS,” ucap Fajar.

“Ada salah satu teman saya yang dibagikan di RW 10. Nah dia dipertanyakan itu, kamu ada motor atau tidak, beliau menjawab tidak, dan dikatakan dasar kau miskin,” sambungnya.

Dengan senada, petugas PPSU Kelurahan Ancol lainnya, Pipit Mulyaningsih mengaku sakit hati dengan omongan-omongan yang sering dilontarkan Sekretaris Kelurahan Ancol.

Salah satu penyebabnya lantaran para pasukan oranye pernah dihina miskin pada saat pembagian sembako.

“Pak Sekel kalau ngomong nyakitin, selalu katain miskin ke PPSU. Jadi kayaknya anak-anak sakit hati,” kata Pipit.

“Kalau saya dengar pas pembagian sembako dari kecamatan, itu kan harus nebus Rp 100 ribu. Sedangkan dia enggak punya duit tapi dia udah dapat kupon. Tapi dikatain yang miskin-miskin ke sini dulu. Maksudnya bahasanya jangan katain miskin-miskin. Itu teman kita yang dikatain miskin juga,” paparnya lagi.

Para pasukan oranye itu pun berharap Lurah dan Sekretaris Kelurahan Ancol bisa memperbaiki perbuatan mereka dan meminta maaf.

(Wahyuni Adina Putri)

Pos terkait

Comment