Tradisi Apitan, Warga Gelar Sedekah Bumi dengan Mengarak Kambing Hias

Tradisi Apitan, Warga Gelar Sedekah Bumi dengan Mengarak Kambing Hias
Tradisi Apitan, Warga Gelar Sedekah Bumi dengan Mengarak Kambing Hias
Tradisi Apitan, Warga Gelar Sedekah Bumi dengan Mengarak Kambing Hias

Banyumas – Warga desa Cikawung kecamatan Pekuncen kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memiliki tradisi unik yaitu tradisi apitan atau sedekah bumi.

Pada tradisi ini, warga menghias domba yang dibeli dengan warna warni sehingga menarik, domba betina ini mengenakan kaca mata sehingga tampak cantik.

Kambing yang telah dihias diarak terlebih dahulu sebelum disembelih. Tradisi mengarak kambing dimulai dari batas desa dengan iringan musik hardroh nurul iman. Menariknya lagi, kambing yang dihias itu diarak dengan berjalan sembari dipegang warga.

Bacaan Lainnya

Arak-arakan ini pun menyita perhatian warga yang melihat langsung acara tersebut. Suasana menjadi riuh, beberapa orang bahkan ada yang mengabadikan dengan kamera ponsel miliknya.

Rute arak-arakannya dimulai dari batas desa menyusur jalan setapak perkampungan, arak-arakan berakhir di komplek mushola nurul-huda RT 01/04 Grumbul Wadas Duwur, desa Cikawung kecamatan Pekuncen.

Ketua panitia Fajar Prastyo menjelaskan, tradisi ini sudah ada sejak lama dan sudah turun-temurun dari nenek moyang. Kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang maha kuasa, yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan serta rejeki yang melimpah.

“Acara apitan atau sedekah bumi ini digelar setiap tahun, tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa atas hasil panen serta keberkahan serta kekompakan dan kebersamaan warga di lingkungan RT yang  mereka bisa saling membantu. Mereka juga senang apa yang telah diberikan oleh Tuhan YME rejeki dan kesehatan serta keselmatan”, kata Fajar Prastyo.

Selain itu, arak-arakan kambing sebagai upaya untuk melestarikan tradisi yang hampir punah. Kegiatan ini sekaligus mengajak masyarakat menjaga tradisi dan menjaga warisan.

Setelah diarak, kambing tersebut kemudian disembelih di halaman mushola setempat hinggga mengolahnya. Kegiatan memasak ini menjadi simbol kebersamaan warga, kaum laki-laki dan perempuan untuk saling membantu.

Setelah olahan kambing matang, panitia lalu memukul kentong dan warga berdatangan membawa wadah untuk mengambil olahan kambing tersebut. Mereka membawa sanak saudara duduk beralaskan tikar, dilanjutkan doa oleh tokoh agama setempat.

Prosesi sedekah bumi dilanjutkan dengan pelaksanaan kenduri atau makan bersama di jalan kampung. Dalam ritual itu, masyarakat saling memberikan atau tukar hidangan yang di bawa dari rumah. (Kus) 

 

Pos terkait

Comment