Master Catur, Wanita Asal Purwokerto Sukses Menjalankan Bisnis Jepang Penciun
Purwokerto – Dari Master catur nasional, Seorang wanita di Purwokerto Kabupaten Banyumas sukses membuka usaha seni kreatif. Wanita yang akrab disapa Wawa (54) awalnya hobi menggambar sejak kecil mampu mengantarkan perjalanan kariernya.
Wawa si master catur ini juga pernah meraih kemenangan di turnamen catur nasional dan Internasional, kini menjadi seorang pengusaha seni kreatif, dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Wanita yang memiliki nama asli Herwati sudah meraih gelar master catur junior sejak usia 16 tahun,
Wanita kelahiran 1970 itu menjadi bagian dari tim Indonesia yang berkompetisi di ajang internasional, termasuk di Filipina, Teheran, dan Australia. Namun, semangat kreatifnya terus menyala bahkan saat ia beralih dari dunia catur ke bidang lain. Seementara kejuaraan di dalam negeri, ia mulai mengikutinya di PON Ke 11 hingga PON ke 14.
Medali pun ia raih dari perunggu hingga emas, bahkan tidak meraih medali pernah dialaminya. Setelah tidak lagi menjadi pecatur, Wawa mengaku bekerja karyawati di Bank BUMD, dan akan memasuki masa purna tugas beberapa tahunn lau.
“Inspirasi awalnya kan saya memang suka gambar jadi waktu dulu belum ada iPad saya kemana-mana bahwa sketch jadi saya ternyata bikin kura-kura ini itu udah lama cuma sekarang karena ada aplikasi saya sempurnakan,” tutur Wawa.
Dia mengaku dulu, suka bawa-bawa buku sketsa ke mana-mana. Awalnya pakai krayon dan pastel, semua otodidak. Tapi setelah berkembang, saya belajar aplikasi desain digital seperti Procreate.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah desain kura-kura yang terus disempurnakan hingga kini menjadi ciri khas produknya. Transformasi hobi jadi bisnis ia tekuni sejak empat tahun lalu. Herwati memulai bisnis Brand Bisnis DobelW, dengan produk kaos desain unik dengan modal sebuah printer DTF (Direct to Film).
Ia memanfaatkan keahliannya dalam menggambar untuk menciptakan produk-produk yang diminati pelanggan. Kaos saya harganya murah tapi kualitasnya premium. Teman-teman sudah percaya dengan hasil kerja saya,” katanya.
Saat ini, bisnisnya mencakup desain kaos, mug, gantungan kunci dan produk kreatif lainnya. Dengan strategi pemasaran sederhana, setiap unggahan produknya di media sosial hampir selalu berbuah penjualan.
“Saya tidak pernah agresif memasarkan, karena pekerjaan utama saya masih di bank. Tapi karena teman-teman tahu hasil saya bagus, pesanan selalu datang.” ungkapnya. Bisnis ini awalnya hanya dikerjakan seorang diri. Namun, seiring meningkatnya pesanan, ia merekrut tiga karyawan yang kini bekerja penuh waktu.
“Karyawan saya awalnya hanya membantu cetak, tapi sekarang mereka juga belajar desain. Saya ingin mereka berkembang bersama saya,” tambahnya.
Ia juga merancang sistem bonus agar para karyawannya lebih termotivasi. Dengan aktivitas yang padat, Wawa tetap memprioritaskan keseimbangan hidup.
“Minggu itu libur untuk semua, karena hidup harus seimbang,” ujarnya. Filosofi ini ia terapkan dalam kesehariannya, termasuk saat menciptakan desain baru.
Inspirasi di balik karya nama-nama karakter dalam desainnya, seperti “Mr. Jar” dan “Marisa” (akronim dari Manis Rindu Sayang), mencerminkan kecintaannya pada seni dan sastra.
Inspirasi datang dari pengalaman hidup, bacaan, hingga kenangan masa kecil. Selain itu ada juga karakter kura kura yang diaplikasikan pada mug dan berbagai produk lainnya.
Kini, dengan usia yang mendekati masa pensiun dari pekerjaan formal di bank/BUMD, Wawa terus menatap masa depan bisnisnya dengan semangat baru.
“Nanti setelah pensiun, saya akan lebih fokus mengembangkan bisnis ini. Bagi saya, seni adalah cara saya berkomunikasi dan memberikan kebahagiaan pada orang lain,” tutupnya.
Kisah Wawa contoh nyata bahwa hobi bisa menjadi pintu menuju kesuksesan. Dengan semangat untuk terus belajar dan berbagi, ia membuktikan bahwa tidak ada batasan untuk berkreasi, baik di dunia seni maupun bisnis. (Kus)
Comment