Festival Patrol, Ulama Probolinggo Hidupkan Budaya Patrol Sahur di Bulan Ramadhan

Festival Patrol, Ulama Probolinggo Hidupkan Budaya Patrol Sahur di Bulan Ramadhan
Festival Patrol, Ulama Probolinggo Hidupkan Budaya Patrol Sahur di Bulan Ramadhan
Festival Patrol, Ulama Probolinggo Hidupkan Budaya Patrol Sahur di Bulan Ramadhan

ProbolinggoPesantren Zainul Hasan Genggong bersama Pemerintah Kabupaten Probolinggo beserta Kementrian Agama (Kemenag) setempat menggelar festival musik pengantar sahur.

Hal itu guna, untuk menghidupkan kembali budaya patrol menjelang sahur di bulan Ramadhan.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (29/3/2023) malam itu juga dalam rangka menyambut peringatan hari jadi Kabupaten Probolinggo ke 277 dan Haul Nyai Hj. Himami Hafshawaty yang ke 34.

Bacaan Lainnya

Para peserta musik patrol melakukan antraksi di garis start sebelum akhirnya berjalan dengan musik patrolnya. Mereka berjalan dari pabrik gula Pajarakan hingga ke Ponpes Zainul Hasan atau sekitar 2 kilometer.

Sepanjang jalan, peragaan antraksi dan tabuhan musik patrol itu akan dinilai oleh juri, yang sudah berada di sejumlah titik sepanjang jalan.

Salah satu pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong dr. Muhammad Damanhuri Romli mengatakan, kalau kegiatan tersebut rutin dilakukan sejak 2006 lalu dengan menggandeng pemerintah setempat. Kegiatan itu berjalan sekitar 7 tahun lamanya.

Hanya saja, selepas itu sudah tidak aktif kembali, hingga akhirnya kembali dilaksanakan pada 2023 ini. Mengingat kegiatan patrol tersebut merupakan budaya positif yang perlu dilestarikan.

“Rasanya sayang sekali kalau tidak kita angkat lagi karena ini kegiatan luar biasa kegiatan yang sangat positif, yang diikuti oleh milenial dan orang tua,” ujar Gus Haris, panggilan akrabnya.

Gus Haris menambahkan, kalau kegiatan tersebut akan dilakukan rutin kembali setiap tahunnya. Hadiah dari perlombaan tersebut nantinya akan menggunakan piala bergilir untuk diperebutkan para peserta lomba.

“Do’akan saja, kita bisa istiqamah kedepannya. Ini kalau tidak dibuat event maka kreatifitas masyarakat tidak akan berkembang, apalagi ini disambut hangat oleh masyarakat,” tambah Gus Haris.

Disamping itu, Ketua Panitia Reno Handoyo mengatakan, kalau festival tersebut diikuti 61 peserta dari tingkat umum dan pelajar serta santri.

“Untuk musiknya itu musik patrol yang menggunakan alat non elektronik, alhamdulilllah mendapat antusias oleh masyarakat, dan pesertanya banyak” jelas Reno.

Sementara itu, salah satu peserta bernama Haikal mengatakan kalau timnya yang bernomor urut 10 itu, mengusung tema jawa tempo dulu, seperti wayang dan barong. Dengan alat musik, gamelan, bas, tong dan lain-lain.

“Ini kami persiapkan selama dua hari, dan untuk alat patrolnya memang digunakan untuk patrol sahur sehari-hari,” kata Haikal. (Risty)

 

“Festival Patrol, Ulama Probolinggo Hidupkan Budaya Patrol Sahur di Bulan Ramadhan”

Pos terkait

Comment