Panduan Praktis Beribadah dalam Intaian Covid-19
Judul Buku : Fikih Pandemi: Beribadah di Masa Wabah
Penulis : Tim Nasaruddin Umar Office (NUO) Jakarta
Penerbit : NUO Publishing
Cetakan : Pertama, April 2020
ISBN : 978-602-14770-2-1
Komposisi : 100 halaman, (+ Kata Pengantar & Daftar Isi)
Deskripsi:
Kita patur bersyukur dengan hadirnya buku Fikih Pandemi: Beribadah di Masa Wabah ini. Meski berbentuk buku saku dan uraiannya yang ringkas, namun kehadirannya seakan menjawab kerisauan banyak masyarakat perihal beribadah di tengah pandemic Covid-19.
Sejumlah persoalan keislaman, baik yang bersifat ritual maupun muamalat tersaji di dalamnya dengan bahasa yang sederhana dan lebih terkesan konklutif. Di antara persoalan yang dipaparkan yaitu menutup masjid, shalat memakai masker, kremasi jenazah Covid-19, dan selainnya.
Uraian perdebatan tidak dipaparkan secara detil, meski beberapa persoalan juga terurai argumentasi beberapa ulama yang berbeda pendapat.
Pandemi Covid-19 ini akhirnya memengaruhi cara pandang dan strategi keagamaan Islam untuk mengatur bagaimana umat Islam menjalankan ibadahnya di masjid.
Ini juga mendorong para ulama untuk meretas sebuah fikih baru di masa pandemik. Buku saku ini hadir untuk memberikan pencerahan kepada umat Islam tentang berfikih di masa pandemik dengan penjelasan singkat tetapi sarat makna.
Karena karakter “saku”-nya, buku ini hanya akan menawarkan produk pemikiran fikih sebagai guidelines bagi umat Islam menjalankan berbagai ibadah wajib dan sunnah di masa wabah sebagai “new normal”, keadaan normal baru yang bersifat sementara.
Karena itu pula, buku ini tidak menghadirkan perdebatan dan dalil-dalil yang spesifik.
Buku ini ditulis oleh para peneliti yang berkecimpung dalam Nasaruddin Umar Office (NUO) yang berkantor di Jakarta.
Lembaga yang berdiri di awal 2018 lalu ini bertujuan memajukan dan mengembangkan moderasi beragama, membangun toleransi dan keberagamaan, memperkokoh rasa kebangsaan dan nasionalisme, serta pemberdayaan umat dalam mewujudkan perdamaian.
Buku saku ini hadir untuk menawarkan jawaban dalam merespons situasi pandemik kekinian. Imbauan pemerintah kepada segenap masyarakat untuk tetap “stay at home” turut memperoleh legitimasi keagamaannya dengan hadirnya buku ini.
Pandemi ini tidak menghilangkan semangat keberagamaan kita, terutama di masa Ramadhan ini karena semuanya dapat terlaksana dari rumah. Penerapan physical distancing bukan penghalang jalinan silaturahmi kita dengan orang lain, meski dengan nuansa yang berbeda.
Semoga musibah pandemic ini segera berakhir dan situasi normal kembali dan lebih baik lagi! Amien.
“Dapatkan file PDF nya disini: Fikih Pandemi, Beribadah di Masa Wabah“
Comment