Petani Terong dan Ubi Jalar Gagal Panen Akibat Musim Kemarau Panjang
Banyumas – Tanaman terong yang biasanya memberi hasil yang memuaskan, sekarang buahnya menguning dan mati akibat tekanan cuaca ekstrem selama musim kemarau panjang melanda.
Hal ini dialami petani terong di kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mereka sama sekali tidak bisa mendapatkan hasil.
Salah satu petani yang merasakan dampak buruk dari kemarau panjang adalah Koyong, warga desa Ajibarang Kulon, kecamatan Ajibarang, Banyumas. Tanaman terong yang ditanamnya mati dan buahnya berubah menjadi kuning dan tidak dapat dikonsumsi.
Petani biasanya mendapatkan hasil yang lumayan bagus jika tidak dilanda musim kemarau, meski lahan tidak terlalu luas namun hasilnya cukup memuaskan dalam kondisi normal.
Namun karena kemarau yang panjang, pihaknya sama sekali tidak bisa mendapatkan hasil maksimal.
“Baru panen 4 kali tanaman terong kondisinya begini karena kemarau panjang, petani sangat gelisah. Buahnya kecil-kecil jika normal 1kg isi 2 sekarang 1kg isi 10 buah kecil-kecil. Petani rugi besar”, kata Koyong petani terong.
Hal serupa juga dialami Suwarso, petani ubi jalar warga desa Pancurendang, Banyumas. Hama boleng menyerang tanaman ubi jalar miliknya, hama tersebut meresahkan petani karena berimbas pada gagal panen dan kerugian.
Hasil panen turun hingga 50 persen akibat tanaman ubinya diserang hama boleng, praktis hasil panen mengalami kerugian besar dampak dari iklim elnino.
“Saya panen tela rambat sebelum masa panen akibat terserang hama boleng karena kekurangan air, mengurangi pertumbuhan buah yang biasanya satu pohon bisa 2kg saat ini per pohon hanya 1kg”, kata Suwarso petani ubi jalar.
Dua petani ini contoh dari sekian banyak petani yang harus menanggung kerugian, karena gagal panen akibat kemarau panjang. Dalam situasi seperti ini hampir semua petani di daerah ini mengalami masalah yang serupa. (Kus)
Comment