Gelar Mimbar Kebangsaan Nusantara, Ratusan Purnawiran, Artis dan Budayawan: Matangkan Demokrasi Maksimal 2039
Jakarta – Ratusan purnawirawan, artis, hingga budayawan yang tergabung dalam Relawan Gapura Nusantara (RGN) berkumpul di Kelapa Gading, Jakarta Utara untuk membahas hambatan dalam mematangkan demokrasi maksimal pada 2039.
“Demokrasi yang matang itu kalau menurut ahli antara tujuh sampai sembilan kali pemilu. Kalau tujuh, berarti sampai 2029 demokrasi kita jadi matang. Tapi kalau sembilan, itu berarti ditambah sepuluh tahun, 2039,” ujar narasumber Prof. Ikrar Nusa Bhakti dalam mimbar kebangsaan Relawan Gapura Nusantara, Kamis (16/11/2023).
Mimbar kebangsaan tersebut, Relawan Gapura Nusantara memfasilitasi para tokoh-tokoh bangsa untuk memberikan arah kebijakan terkait situasi politik yang terjadi akhir-akhir ini agar tidak menghambat kematangan demokrasi.
Selain Prof. Ikrar Nusa Bhakti yang memiliki pengalaman menjadi Tenaga Profesional Bidang Politik Lemhannas, narasumber yang didatangkan antara lain pengamat politik Ray Rangkuti, pakar pertahanan Dr. Connie Rahakundini, budayawan Eros Djarot, Ketua Umum Persatuan Artis Sinema Indonesia Anwar Fuady.
Hadir pula mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Surojo Bimantoro, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, dan pakar komunikasi dari Universitas Airlangga Prof Dr Henri Subiakto, dengan moderator Rudi S Kamri.
Menurut Ketua Umum Relawan Gapura Nusantara Laksamana Madya (Laksdya) TNI (Purn) Dr Agus Setiadji di lokasi, Indonesia sedang menghadapi sejumlah tantangan sangat berat.
“Dalam Kondisi yang tidak sepenuhnya baik-baik saja, di mana konstitusi negara sedang dikoyak secara terstruktur, sistematis dan masif oleh penyelenggara negara,” kata Agus.
Karena itu, kata Agus, Relawan Gapura Nusantara menggelar acara “Mimbar Kebangsaan” yang dihadiri tokoh-tokoh lintas generasi, lintas agama, lintas profesi, lintas gender dan partai politik.
Acara berlangsung di Jalan Boulevard Raya Blok KGC Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara, mulai pukul 12.00 hingga 16.30 WIB.
Pernyataan Kapolri 2000-2001 Jenderal Pol (Purn) Surojo Bimantoro cukup menenangkan. Dia meminta relawan untuk tidak terjebak penghakiman lembaga yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, salah satunya Polri.
Selain itu menurut Bimantoro, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo berkomitmen terhadap netralitas Polri. Dan oleh karena itu, dia siap memfasilitasi untuk penyampaian laporan masyarakat kepada Kapolri saat ini, jika memang ada perbuatan anggota Polri yang tidak netral selama penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Belum-belum, sudah dicurigai. Jangan sampai Polri berada pada situasi sulit. Oleh karena itu, saya meminta relawan agar segera melaporkan sehingga apa yang terjadi di lapangan, ada gesekan atau apa, bisa diselesaikan,” kata Bimantoro.
Sementara itu, pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie meminta para purnawirawan di organisasi militer Indonesia untuk mengingatkan calon Panglima TNI tentang komitmen dalam kehidupan bernegara yaitu tegak lurus atau loyal kepada rakyat dan bukan terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Tolong ingatkan adik-adik yang mau jadi panglima, siapa pun itu, tegak lurus TNI harus kepada rakyat dan negara. Bukan kepada Pak Jokowi,” kata Connie, Kamis.
Dia mengaku perlu mengingatkan hal itu setelah muncul informasi yang menyebut Jenderal Agus akan loyal terhadap Jokowi.
Dia juga mengatakan perlu ada pihak yang mengingatkan apabila Jenderal Agus benar berbicara akan tegak lurus terhadap Jokowi.
“Kalau itu betul, harus diingatkan, itu salah. Tegak lurus TNI kita, karena TNI dari rakyat untuk rakyat, itu adalah kepada negara. Itu saja,” kata Connie.
Sementara itu, Ketua Umum PARSI Anwar Fuady menyambut baik pertemuan pada Kamis petang. Dia mengatakan pertemuan seperti Mimbar Kebangsaan yang diselenggarakan Relawan Gapura Nusantara memberi kesejukan pada iklim demokrasi Indonesia.
“Ya sebagai negara demokrasi, it’s okay mengadakan pertemuan seperti ini,” kata Anwar.
(Wahyuni Adina Putri)
Comment