Vending Machine Khusus Produk Sanitasi Gagasan Mahasiswa UI, Solusi Bagi Masalah Perempuan

Vending Machine Khusus Produk Sanitasi Gagasan Mahasiswa UI, Solusi Bagi Masalah Perempuan
Vending Machine Khusus Produk Sanitasi Gagasan Mahasiswa UI, Solusi Bagi Masalah Perempuan
Vending Machine Khusus Produk Sanitasi Gagasan Mahasiswa UI, Solusi Bagi Masalah Perempuan

Depok – Setelah sebelumnya mahasiswa menghadirkan vending machine foto copy, mahasiswa UI belum lama ini menghasilkan produk inovasi vending machine yang sangat dibutuhkan perempuan.

Gagasan cemerlang yang membidik kebutuhan kaum hawa itu datang dari mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UI, Aurelia Frederica.

Bersama keempat teman sekelompoknya yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, mereka menciptakan ide bisnis berupa mesin penjual otomatis/vending machine yang menjual aneka macam produk sanitasi kewanitaan. Di antaranya, berbagai merek pembalut, spidol penghilang noda, kompres hangat/hot pack, hingga paket bundling berisi sabun, plastik, dan tisu.

Bacaan Lainnya

“Semua wanita pasti pernah lupa mengecek tanggal menstruasi, sehingga tidak mempersiapkan diri dengan pembalut. Produk kami merupakan one-stop solution untuk wanita yang merasa kesulitan dalam keadaan darurat saat menstruasi. Kami melihat sudah ada banyak vending machine, tapi belum pernah ada yang khusus pembalut. Oleh karena itu, kami terpikirkan membuat vending machine yang diletakkan di toilet perempuan di sekolah-sekolah dan universitas agar memudahkan perempuan,” ujar Aurelia saat ditemui di acara Demo Day Wira-Cipta UI 2023 pada Jumat (1/12/23) di Ra Suites Simatupang, Jakarta.

Inovasi dari kelompok anak muda memang tengah menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 memiliki target terciptanya satu juta wirausaha baru pada 2024.

Universitas Indonesia (UI) sebagai salah satu dari 34 perguruan tinggi pelaksana program Wirausaha Merdeka (WMK) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berupaya mendukung penuh terciptanya wirausaha mahasiswa di Indonesia.

Program WMK di UI, bertajuk Wira-Cipta UI, menjadi ajang unjuk gigi ide-ide bisnis inovatif yang berusaha menyelesaikan berbagai permasalahan sosial.

Sebagai peserta, Aurelia berharap ide bisnis vending machine yang diberi nama “HER” ini dapat diwujudkan menjadi nyata. Selanjutnya, ia berencana melakukan uji coba dengan meletakkan prototipenya di kampus FIA UI.

Berkat ide bisnis kreatif tersebut, Aurelia dan kelompoknya mendapatkan penghargaan pitching terbaik untuk kategori ide bisnis nondigital.

Penghargaan tersebut didapatkan setelah kelompok “HER” melakukan presentasi business pitching di depan tiga juri yang terdiri atas praktisi start-up hingga angel investor dari perusahaan investasi.

Sesi pitching Demo Day Wira-Cipta UI 2023 merupakan puncak dari kegiatan WMK UI yang telah diselenggarakan sejak 21 Agustus 2023.

Sebanyak 231 mahasiswa dari 45 perguruan tinggi di Indonesia, yang tergabung ke dalam 46 tim, bersaing menjadi yang terbaik dalam melakukan presentasi produk atau prototipe bisnis tersebut.

Untuk mencari kelompok dengan pitching terbaik, dewan juri menilai beberapa aspek, mulai dari model bisnis, model pendapatan, rencana pelaksanaan yang realistis, analisis permasalahan dan target pasar, hingga kualitas kerja sama tim.

Selain “HER” yang memenangkan pitching terbaik kategori bisnis nondigital, terdapat ide bisnis “Rapid” yang menyabet gelar pitching terbaik kategori digital.

“Rapid” merupakan platform registrasi instan. Hanya dengan memindai/scan kode QR, seseorang dapat mengisi suatu formulir tanpa birokrasi yang rumit.

Inovasi ini diciptakan untuk menyelesaikan permasalahan pengumpulan dokumen-dokumen penting seperti ijazah hingga Kartu Keluarga yang kerap kali tercecer padahal sangat dibutuhkan ketika ingin melamar kerja atau mendaftar kuliah.

Evan Tjoa Putra (Joe), ketua kelompok “Rapid” yang merupakan mahasiswa Program Studi Hukum Universitas Tarumanagara mengungkapkan bahwa ide bisnis ini muncul berdasarkan pengalaman pribadi.

Ia mengatakan, “Saat saya dulu ingin mendaftar kuliah, saya sadar bahwa dokumen berisi data-data saya selalu berantakan. Saya bahkan tidak tahu Ijazah SMA saya ada di mana. Jadi, bagaimana kalau kita dapat memindahkan semuanya di satu tempat? Dengan Rapid, kita hanya perlu scan kode QR, dan formulir pendaftaran akan langsung terisi oleh data diri kita.”

Rapid juga berusaha menyelesaikan permasalahan kebocoran data. Hal ini karena Rapid menggunakan konsep desentralisasi, yang artinya Rapid tidak menyimpan data pengguna sama sekali, tetapi data pengguna hanya tersimpan di ponsel masing-masing.

Hal ini dimungkinkan dengan teknologi blockchain yang aman sehingga tidak bisa diretas. Selain itu, jika suatu institusi pendidikan menggunakan Rapid untuk mengeluarkan ijazah, data diri tidak dapat dipalsukan.

“Teknologi ini belum ada sama sekali di Indonesia. Kami bangga untuk mengatakan kami adalah yang pertama, walaupun teknologi ini sudah digunakan di beberapa negara. Menurut kami, ini kesempatan yang sangat baik bagi Indonesia untuk mengembangkan teknologi baru ini, sejalan dengan Pemerintah yang sedang membangun Ibu Kota Negara (IKN) dengan konsep futuristik dan ingin semua terdigitalisasi,” kata Joe.

Dengan penuh semangat optimisme, Joe mengatakan Rapid akan menjadi perusahaan decacorn suatu hari. “Kami akan menjadi salah satu perusahaan terbesar di Asia Tenggara,” tambahnya.

Pada acara Awarding Night Demo Day Wira-Cipta UI 2023, disampaikan pula pemenang dari kategori-kategori lain. Pemenang Desain Poster Terbaik diraih oleh Tim Kimboats; Peserta Terbaik diraih oleh Muh. Syamsul Umar Arif, mahasiswa Program Studi Manajemen, Universitas Negeri Makassar; dan Dosen Pendamping Lapangan Terbaik diraih oleh Friska Nurliana Sirait, Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Trisakti School of Multimedia.

Ketua Pelaksana Program WMK UI Tahun 2023, Dr. Nurul Safitri, MA mengatakan, “Wira-Cipta UI merupakan program bagus yang bertujuan menumbuhkan pengetahuan dan keterampilan kewirausahan. Metode experience learning yang digunakan memungkinkan mahasiswa terjun langsung di bidang wirausaha. Saya melihat kualitas materi pembelajaran sangat sesuai dengan yang dibutuhkan mahasiswa untuk menjadi seorang pengusaha. Animo para peserta juga sangat bagus. Saya berharap lebih banyak mahasiswa UI yang tertarik mengikuti program Wira-Cipta UI tahun depan”. (Atem)

 

Pos terkait

Comment