Sosialisasi dan Pembinaan Ideologi Pancasila di Kampus STMIK Komputama Majenang

Sosialisasi dan Pembinaan Ideologi Pancasila di Kampus STMIK Komputama Majenang
Sosialisasi dan Pembinaan Ideologi Pancasila di Kampus STMIK Komputama Majenang
Sosialisasi dan Pembinaan Ideologi Pancasila di Kampus STMIK Komputama Majenang

Cilacap – Kedamaian dan kerukunan umat beragama dalam Pancasila dibutuhkan adu gagasan dan adu pikiran. Selama ini masih sebatas kelompok tertentu, jika dikatikan antara Pancasila dan Agama, sesungguhnya, Islaminya dasar negara kita.” Jelas Prof Dr KH Fathul Aminudin Aziz MM selaku Ketua Yayasan El-Bayan dan Pondok Pesantren El-Bayan Majenang pada Kamis (28/03/2024).

Prof Dr Fathul Aminudin Aziz MM dalam Sosialisasi dan Pembinaan Ideologi Pancasila di Kampus STMIK Komputama Majenang, Cilacap, menambahkan, bahwa, Ketika bicara tentang Pancasila di nomor satu kan, tapi ketika bicara tentang pembukaan undang-undang Dasar 45, kita melihat bahwa itulah tasawuf, itulah thoriqoh dan di situ sudah lengkap sebagai syar’i ada di Pancasila.

Dari tasawufnya ada di pembukaan Undang-Undang Dasar 45, Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan Didorong oleh Keinginan Luhur, posisi kita itu menjadi posisi nomor 2 dan Nomor 1 itu Tuhan.

Bacaan Lainnya

Dari bunyi pembukaan UUD 1945, kata Prof Dr Fathul Aminudin Aziz, sudah jelas tidak ada lagi yang perlu dipermasalahkan. Yang mau dimasalahkan lagi apa hanya memang benturannya biasanya diprakteknya,” Imbuhnya.

Dikatakan Prof Dr Fathul Aminudin Aziz, ketika orang bicara Pancasila, namun perilakunya tidak Pancasila hal tesebut sering menjadi benturan dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi persoalan bagaimana sebuah aturan itu dimaklumi barsama karena persoalan itu akan muncul terus kalau kita tidak menemukan titik simpulnya selama yang dicari perbedaannya,” Katanya.

Prof Dr Fathul Aminudin Aziz menambahkan, dibutuhkan sekarang yakni pemerintah yang bersih tentu rakyatnya juga pasti mengikutinya. Jka ada benturan, hal itu digunakan oleh kelompok tertentu, namun bukan untuk menemukan solusi bersama.

“Kesimpulannya, adu gagasan, aduh pikiran serta adu otak harus seperti apa, setelah itu baru implementasi. jadi disamakan dulu, sering mengasah dengan orang yang berbeda, kita kan selama ini mengasah dengan orang yang sama, Jika berbeda, teori diadu pasti nanti akan menemukan titik temu, kita sering diskusi dengan orang yang satu paham, agar yang berbeda paham bisa bertemu di ranah pemikiran,”pPungkas Prof Dr Fathul Aminudin Aziz. (Kus)

 

Pos terkait

Comment