Perajin Ban Ukir Raup Omzet Jutaan Imbas Ban Baru Terlalu Mahal
Banyumas – Mahalnya harga jual ban yang baru di toko, membuat banyak masyarakat yang tak mampu membeli. Hal ini menjadi peluang pria di kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, untuk membuka usaha jasa tambal ban sekaligus membuat ban ukir.
Minat masyarakat terhadap ban ukir saat ini meningkat, seiring harga jual ban yang baru di toko jauh lebih mahal. Tak heran penjualan ban daur ulang di kios tambal ban di jalan raya Wangon-Ajibarang banyak diminati.
Hal ini dirasakan Agus Riyanto pemilik kios usaha roda mas di desa Jambu kecamatan Wangon kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kios yang melayani jual beli ban, velg second dan jasa tambal ban tubles serta tiptop, tak pernah sepi setiap harinya.
Agus membuka usaha jasa tambal ban, jual beli ban dan velg bekas serta membuat ban ukir dengan harga terjangkau sejak 10 tahun lalu. Dengan adanya bengkel ini, dirinya mengaku bisa membantu perekonomian keluarganya.
Ban bekas dibeli dari warga dengan kondisi sudah usang atau gundul dengan harga sekitar Rp50.000. Agar tampilan ban terlihat menjadi seperti ban baru, proses ukir dibutuhkan waktu 30 menit. Harga ban ukir Rp150.000 termasuk bonus pemasangan.
“Kalau full mengukir ban sehari bisa 25 buah ban, namun mengerjakan yang lain ada tambal ban ping antara 10-15 ban ukiir. Saat ini banyak pengendara yang membeli ban bekas karena harga ban yang baru lebih mahal, ekonomi juga lagi sulit. Konsumen mulai dari mobil pribadi dan angkutan-angkutan. Untuk harga antara 150-500 tergantung ukuran ban”, kata Agus Riyanto perajin ban daur ulang.
Dalam sehari Agus mampu mengerjakan 10-15 buah ban ukir, omzet yang didapatkan pun jutaan rupiah.
Pengendara lebih banyak memilih ban bekas ukiran dibanding yang baru karena harga ban baru lumayan mahal, sementara ban ukiran harganya masih terjangkau dan juga masih layak pakai antara 6 bulan hingga 1 tahun.
“Yang jelas membeli ban adalah kemampuan tapi saya memilih ban ukiran karena harga terjangkau dan ban ini bisa dipakai antara 6 bulan sampai 1 tahun”, kata Saefudin konsumen. (Kus)
Comment