Suhu Dingin Menembus 20°C di Malang

Suhu Dingin Menembus 20°C di Malang. (foto: Dodik / istimewa)
Suhu Dingin Menembus 20°C di Malang. (foto: Dodik / istimewa)

eportal.id, Malang – Masa awal New Normal di Malang disambut suhu dingin di beberapa tempat, salah satunya di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Jumat (26/6/2020).

Berdasarkan laporan warga setempat pada hari Kamis Pahing malam Jumat Pon tanggal 25 Juni 2020 kemarin, suhu di pagi hari sekitar 19°c hingga 20°c, siang hari sekitar 25°c hingga 28°c, malam hari mencapai 20°c hingga 22°c.

Fenomena anjloknya suhu udara di Ngantang, seperti biasa rutin setiap tahun terjadi, dan menjadi penanda berakhirnya musim hujan, sekaligus awal musim kemarau.

Bacaan Lainnya

Kendati akhir Juni ini ditandai datangnya musim kemarau, stok air yang mengaliri persawahan milik warga masih sama volumenya. Bahkan di beberapa sungai tidak terlihat penyurutan atau pendangkalannya.

Umumnya, suhu udara terdingin terjadi pada pagi hari, diiringi kabut tipis di areal persawahan dan kabut tebal di perbukitan. Bila di pagi hari maupun malam hari suhu dingin terasa, sebaliknya di siang hari suhu panas dirasakan.

Menurut data di situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tertanggal 26 Juni 2020, suhu dingin di Malang terutama suhu udara di Ngantang pada pukul 04.00 wib hingga 07.00 wib tercatat 18°c dengan kelembaban udara 95% dan kecepatan angin 0 km/jam, pukul 07.00 wib hingga 10.00 wib tercatat 20°c dengan kelembaban udara 90% dan kecepatan angin 20 km/jam arah timur, serta pukul 10.00 wib hingga 13.00 wib tercatat 23°c dengan kelembaban udara 80% dan kecepatan angin 30 km/jam arah timur.

Sedangkan pukul 13.00 wib hingga 16.00 wib tercatat 29°c dengan kelembaban udara 60% dan kecepatan angin 40 km/jam arah timur, pukul 16.00 wib hingga 19.00 wib tercatat 20°c dengan kelembaban udara 90% dan kecepatan angin 10 km/jam arah timur laut, pukul 22.00 wib hingga 04.00 wib esok harinya tercatat 19°c dengan kelembaban udara 95% dan kecepatan angin 10 km/jam arah barat.

Menurut kejadian tahun lalu, bilamana suhu dingin mulai terasa di bulan Juni, maka di bulan berikutnya atau bulan Juli, suhu lebih dingin dibanding sebelumnya, sedangkan suhu dingin terasa pada pagi hari dan malam hari.

Setelah bulan Juli atau tepatnya bulan Agustus, biasanya suhu di siang hari akan mulai terasa panas, dan suhu panas terasa ketika kita berada di jalan raya atau di tengah areal persawahan.

Sedangkan di kawasan perbukitan, biasanya angin terasa lebih kencang dibanding bulan sebelumnya, terutama saat siang hari.

Menurut kacamata sains, di bulan Maret lalu hingga Juni ini, peredaran semu matahari berada dari posisi 0° garis katulistiwa naik 23,5° lintang utara, sekaligus menandai musim panas di daerah bagian utara.

Setelah itu, pada bulan Juni hingga September, peredaran semu matahari bergeser ke 0° garis katulistiwa, dan pada bulan september hingga Desember, peredaran semu matahari bergeser ke 23,5° garis lintang selatan, sekaligus menandai musim panas di daerah bagian selatan.

Dari penuturan Yuswanto, warga Desa Tulungrejo, suhu udara sejak pertengahan Juni lalu, terasa mulai berubah, yang awalnya biasa-biasa menjadi lebih dingin.

“Pertengahan Juni kemarin sudah mulai terasa ada bedanya dibanding awal Juni. Di bulan Mei sampai awal Juni, suhu udara masih wajar, di akhir Juni ini, jauh bedanya, lebih dingin dari bulan lalu,” kata Yuswanto.

Selain peredaran semu matahari yang dianggap mempengaruhi suhu panas maupun dingin, jarak matahari ke bumi juga dianggap berpengaruh, yaitu saat posisi matahari bergerak ke titik “perihelion” atau jarak terdekat, yaitu 147 juta kilometer, dan posisi matahari bergerak ke titik “aphelion” atau jarak terjauh, yaitu 152 juta kilometer, sedangkan jarak rata-rata matahari ke bumi mencapai 149 juta kilometer.

Disamping itu, dampak angin munson timur atau angin bertiup saat matahari berada di belahan bumi utara, berefek benua Australia mengalami musim dingin dan bertekanan tinggi, dalam artian angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sehingga angin bertiup dari benua Australia menuju benua Asia. Saat itulah, Indonesia pada umumnya dan Ngantang pada khususnya mengalami musim kemarau. (dodik)

Pos terkait

Comment